Cantik laksana cleopatra

HARUS DISADARI, KECANTIKAN ITU TIDAK DIPEROLEH SEJAK LAHIR. UNTUK BISA SELALU TERLIHAT CANTIK, MEREKA HARUS BERJUANG KERAS. BILA DILIHAT SECARA TELITI, TIDAK ADA WANITA YANG CANTIK SEMPURNA. NAMUN MEREKA BERUPAYA MENUTUPI ‘KEKURANGAN’ ITU, AGAR JUSTRU BERBALIK MENJADI SEBUAH KEKUATAN DAN DAYA TARIK DARI DIRINYA.

Featured product:

Holly Spa Body Scrub
Holly Spa Body Scrub
Holly Spa Body Scrub

 

Wanita seringkali bermimpi bisa terlahir dengan cantik sempurna. Memiliki tumbuh langsing semampai, wajah cantik jelita, kulit putih bersih dan otak yang brilian. Mereka sering membandingkan dirinya dengan wanita-wanita yang telah jadi legenda dunia dan di ranah selebritis.

Intinya mereka berpikir cantik itu harus dimiliki ‘sejak lahir’ dan bukan
karena ‘perjuangan’. Simbol-simbol dewi kecantikan dunia seperti Cleopatra, Marilyn Monroe, Jackie Kennedy, Demi Moore, Sandra Bullock hingga Angelina Jolie, seolah telah menjadi sosok yang sempurna sejak lahir ke bumi.

Demikian juga Ken Dedes, Marini, Widyawati, Tamara Blezynski, Luna Maya, Dian Sastrowardoyo, hingga Agnes Monica dan Nikita Willy seolah tak punya ‘cacat’. Di eranya masing-masing setiap pria ingin dalam tidurnya akan bermimpi tentang wanita-wanita dambaannya. Bahkan sutradara kawakan Eros Djarot sempat bergurau, dulu –era 70/80 an- setiap pria ingin dalam tidurnya akan bermimpi tentang Widyawati dan Andi Mariem Mattalata.

Era sekarang siapa yang diimpikan? Tentu sangat banyak…!
Harus disadari, kecantikan itu tidak diperoleh sejak lahir. Untuk bisa selalu terlihat cantik di depan publik, mereka harus berjuang keras. Bila dilihat secara teliti, tidak ada wanita yang cantik sempurna. Namun mereka berupaya menutupi ‘kekurangan’ itu, agar justru berbalik menjadi sebuah daya tarik.

Cleopatra telah menjadi simbol kecantikan seorang ratu selama berabad-abad, bahkan dipuja sepanjang masa. Dia digambarkan
sebagai sosok wanita yang begitu memikat, sehingga Julius Caesar dan Marc Antony dari Romawi sangat tergila-gila dan bersaing keras memperebutkannya. Seolah Cleopatra adalah sosok sempurna, dengan tinggi semampai, rambut hitam panjang tergerai, mata setajam elang, dan wajah sangat rupawan.

Namun imajinasi itu harus buyar, ketika suatu ketika The British Museum
pada April 2001 memperlihatkan 10 image kontemporer Cleopatra. Semua menjadi terperangah menyaksikan sosok Cleopatra ‘yang sesungguhnya’. Dalam image itu, Cleopatra tergambar sebagai sosok wanita dengan wajah sederhana, gigi jelek, hidung besar, dan tubuh pendek. Tentu ini jauh dari bayangan cantik, seperti yang diimpikan setiap pria masa kini. Tapi mengapa ia bisa dikesankan sebagai wanita yang glamour dan memukau. Itu karena Cleopatra pandai memoles penampilannya sehingga menjadi sosok yang menarik di mata lawan jenisnya.

Di kehidupan nyata sekarang, kita juga bisa membandingkan dengan legenda Hollywood Marilyn Monroe. Bila diamati si blonde ini banyak memiliki kekurangan. Mata yang kurang menarik, bibir yang terlalu tebal, rambut blonde yang tak disukai pria di Asia, atau tubuh yang kurang semampai seperti sosok wanita di kontes Miss Universe. Kita juga bisa menengok Angelina Jolie yang bibirnya justru terlalu tebal, leher agak panjang dan hidung kegedean. Juga kaki yang agak panjang. Itu hampir sama dengan Luna Maya yang lehernya juga sedikit lebih panjang dari kebanyakan wanita, kaki panjang belalang, dan terlalu kurus untuk bisa dibilang ideal.

Dengan segala kekurangannya, justru upaya wanita untuk menutupi dan menjadikannya sebagai daya darik adalah keberhasilan ‘dilabeli cantik’. Wanita dambaan setiap lelaki itu belum tentu yang tercantik, komentar seorang perancang terkemuka Perancis.

Ia juga menegaskan kemampuan seseorang mengalihkan kekurangannya
menjadi ‘kelebihan’ itulah daya tariknya yang sesungguhnya. Ini bisa
menjadi stimulan bagi setiap orang, terutama kaum hawa, bahwa untuk
terlihat menarik tidak harus dimulai dari kodrat sejak lahir. Semua bisa
dipoles.

Mengamati kekurangan seseorang dan kemudian mengubah jadi kekuatan harus dipandang positif oleh setiap wanita. Kita tidak perlu minder hanya karena kurang tinggi, bibir kurang seksi, hidung kurang mancung, mata terlalu redup, atau jidat (dahi) yang lebih lebar. Itu semua bukan berarti Tuhan tak sayang kita. Selain bisa menutupi dengan kosmetik, kita bisa memainkan busana, tata rambut, hingga latihan fisik teratur. Fungsi kosmetik adalah untuk membantu seseorang tampil lebih memikat. Maka, kita harus memanfaatkan secara tepat.

Demikian juga tata busana dari sepatu hingga baju yang kita kenakan harus serasi dan menarik. Jidat yang agak lebar bisa ditutupi dengan rambut poni, atau tubuh yang kerempeng dibantu dengan olahraga/fitness agar jadi singset dan segar. Sesempurna apapun kecantikan kita, kalau kita salah mengelola, maka penampilan kita akan jadi bahan tertawaan. Buktikan saja! Kalau Anda datang ke standing party di taman, lalu Anda pakai sepatu berhak tinggi lancip, atau riasan menor mirip badut dan busana minim untuk pesta pantai, meski Anda adalah Tamara Blezynski, maka Anda akan ditertawai dan dianggap orang kurang waras. Tapi seorang yang biasa-biasa saja, akan bisa menjadi ‘Cinderella’ karena dia mampu mendandani dirinya dengan benar dan pas.

Banyak pria tahu, tubuh Marilyn Monroe sebenarnya kurang ideal bagi wanita Amerika karena sedikit lebih pendek. Tapi dandanannya yang khas dengan tampilan centil, menggoda, dan sedikit norak, justru menjadi ciri khasnya yang selalu dikenang di benak setiap lelaki. Sebenarnya banyak pria Amerika tidak suka wanita berambut blonde, -mereka lebih menyukai wanita Asia yang berambut hitam lurus dan kulit sawo matang yang dianggap seksi. Tapi Monroe bisa mengubah ‘rambut blonde’ sebagai kekuatannya.

Wanita seringkali bermimpi menjadi seperti apa yang dia inginkan, tapi tak mau bertanya seperti apa yang pria inginkan. Keegoan itu seringkali membuatnya menjadi wanita yang kurang disukai pria. Pria tidak mencari
wanita yang cantik sempurna, tapi mencari wanita yang mau membuka diri dan enak diajak bicara, tidak keras kepala, bisa menempatkan diri sesuai suasana, dan mau mendengarkan apa pendapat pria tentang ‘kecantikannya’. Jadi cantik juga tergantung selera si penilai dan faktor kultural (budaya).

Bila Anda ingin ‘dinilai’ cantik oleh para pria maka Anda harus pandai berdandan dan menempatkan diri secara benar. Tampilan fisik dikelola
dan inner beauty harus dimunculkan. Niscaya Anda akan jadi wanita yang didamba para pria.