Pria metroseksual suka berdandan

Featured product:
Shantos Romeo Envy.
Dengan aroma yang menyegarkan, membuat Anda tampil fresh sepanjang hari.

Shantos Romeo Eau De Toilette Envy

Punya pacar atau suami yang selalu tampil rapi, wangi dan maskulin tentu senang. Kemana-mana selalu terlihat segar dan menebar pesona. Tapi lama-lama kok risih juga ya. Masak di depan kaca rias dia lebih ribet dibanding kita. Jangan-jangan … Tidak perlu berburuk sangka dulu, dia bukan banci tapi pria metroseksual.

Pasangan selalu tampil rapi dan wangi tentu bikin bangga. Anda pun tidak malu saat harus mengenalkannya pada orang lain. Inilah kelebihan pria yang sangat memperhatikan detail penampilan dan menggandrungi seni merawat tubuh alias pria metroseksual.

Sayangnya, tidak semua perempuan bisa menerima kebiasaan pria seperti ini. Jika pria terlalu suka berdandan, sejumlah perempuan justru merasa sebal bila harus bepergian bersama pasangannya. Dari mulai khawatir dianggap berjalan bersama pria yang kurang maskulin, hingga pasangan dianggap memiliki orientasi seksual ang aneh.

Lantas bagaimana sebenarnya menempatkan diri agar tak perlu pusing dengan pilihan pria sebagai pasangan yang termasuk metroseksual? A. Kasandra Putranto Psi, psikolog Jakarta memaparkan sejumlah tip agar klop dengan pria yang suka berdandan.

Pilihan Hidup
Menjandi pria metroseksual merupakan hasil dari interaksi dan kombinasi banyak elemen dalam kehidupan seorang pria. Mulai dari elemen natural atau genetik, faktor lingkungan atau kebiasaan, hingga pilihan hidup. Tiga elemen ini menggerakkan dan membentuk pria jadi lebih menyukai kegiatan berdanda dan merawat diri. Yang pada akhirnya, ia memutuskan untuk jadi pria metroseksual.

Kassandra mencontohkan, jika pria dilahirkan dari seorang ibu atau kedua orangtua yang selalu tampil resik dan rapa, ia akan memiliki perilaku yang sama dengan orang tuanya. Hal ini bisa dikatakan sebagai bakat seseorang untuk menjadi seorang metroseksual.

Begitu pula dengan pria yang dibesarkan oleh ibu yang suka pergi ke salon. Apalagi, jika ia selalu ikut sang ibu untuk menikmati fasilitas salon, membiasakannya memotong rambut di salon daripada di barber shop, atau merawat wajah di rumah, dan lainnya. Pengalaman ini juga akan membuat pria cenderung menjadi seorang metroseksual.

Namun sejumlah prisa metroseksual juga bisa terlahir karena pilihan yang diambilnya ketika ia sudah beranjak dewasa. Saat ia masuk ke dalam lingkungan pergaulan yang menganggap merawat wajah dan tubuh adalah bagian dari gaya hidup, pilihan ini bisa menjadi keputusan yang dirasa tepat ia ambil.

Misalnya, pada sejumlah golongan di masyarakat seperti para socialite, aktor, public figure, desainer dan sejenisnya termasuk ke dalam komunitas yang potensial menjadikan seseorang lebih memperhatikan penampilan dan kondisi fisiknya.

Seperti halnya perempuan yang memilih untuk menjadi feminin atau tomboi, priapun bisa dihadapkan pada pilihan untuk suka berdandan atau tidak. Menjadi metroseksual atau tidak, memang pilihan yang sah-sah saja dilakukan pria.

Sayangnya, apresiasi masyarakat tidak sama seperti itu. Seringkali, oran gmasih menganggap pria yang suka berdandan atau ke salon, bukanlah pria jantan. Bahkan, ada yang menganggap sebagai pria melambai alias banci.

“Sebetulnya ini hanya masalah pergeseran nilai sosial saja. Di tahun 1970-an pria metroseksual itu tidak ada. Sekarang, banyak pria berani mendeklarasikan dirinya sebagai pria metroseksual. Dan kita tidak tahu apa yang akan terjadi di tahun-tahun yang akan datang” ungkap Kassandra.

Nilai sosial yang bergeser inilah yang lalu memberi peluang pada pria untuk mengaktualisasikan dirinya sebagai seorang pria metroseksual. Dan pergeseran nilai sosial ini pula yang memberi kemudahan bagi pasangannya dalam menerima keberadaan priapria metroseksual ini.

Kadar Metroseksual
Dengan memahami pergeseran nilai sosial yang berlaku inilah, anda sebagai orang terdekat sang pria metroseksual, jangan dulu menghakimi dirinya sebagai orang yang aneh. Tetapi pahami alasannya mengapa jadi pria metroseksual, yang sebenarnya bisa pula terjadi pada kaum perempuan ketika memutuskan menjadi seorang yang feminin dan hobby ke salon.

Lalu tinggal sejauh mana perempuan bisa mentoleransi sisi metroseksual pria. Hal ini tergantung kadar kemetroseksualan yang dimiliki dan tingkat penerimaan pasangan. “Kalau kadar metroseksualnya tergolong tinggi dan penerimaan pasangannya rendah ya akan sulit! Tapi, kalau kadar metroseksualnya rendah dan penerimaan kita tinggi, masih bisa klop.”

Kadar metroseksual ini bisa dilihat dari sejauh mana ia menempatkan prioritas perawatan tubuh. Ada sejumlah pria metroseksual yang memilih ke salon daripada barber shop, karena lebih leluasa memilih model potongan rambut.

Atau, ada yang suka menggunting kuku-kukunya dengan layanan manicure-pedicure di salon. Ada pula yang tak segan melakuan perawatan wajah dan tubuh di klinik kecantikan, seperti sunti vitamin C, mesoterapi, chemical peeling, dan lainnya. Bahkan ada yang mengharuskan mendapat perawatan komplit dari pakai pelembab, sun block, masker hingga krim malam.

Kemudian, sesuaikan dengan penerimaan sang perempuan terhadap kemetroseksualan sang pria. Caranya bisa dengan membuat daftar apa saja yang dilakukan pria metroseksual dalam merawat dirinya selama ini. Lalu buat pula daftar kebiasaan merawat diri yang masih bisa diterima.

Jika dari daftar ini terlalu banyak yang tak disukai atau tak bisa diterima, artinya kadar penerimaan perempuannya rendah. Hubungan ini akan menyimpan potensi konflik yang besar. Suatu saat, jika toleransi ini menipis, hubungan Anda berdua bisa menjadi hambar.

Namun, jika dari daftar tadi banyak yang bisa diterima, apalagi perempuannya juga menunjukkan minat yang sama terhadap kegiatan perawatan diri dan lainnya. Maka pasangan pria metroseksual dan perempuan ini bisa menjadi pasangan yang kompak.

Terima Apa Adanya
Lantas, bagaimana jika ternyata Anda termasuk pasangan yang sulit kompak dan berpotensi konflik di kemudian hari? Jangan buru-buru putus asa dan menganggap hubungan ini sia-sia. Jangan pula berpikiri untuk bisa mengubah pasangan agar bisa lebih kompak dengan Anda. Masing-masing individu memiliki porsi kenyamanan terhadap dirinya sendiri. “Kalau ingin suatu hubungan bertahan, terimalah dirinya apa adanya”, saran Kassandra.

Pahami alasannya menjadi pria metroseksual. Jangan memaksa diri dan pasangan, untuk mengompakkan dirinya. Hal ini akan membuat masing-masing pihak tak nyaman dan memancing masalah baru. Ubah pandangan “apa kata orang”. Tanamkan, andalah orang yang paling tahu si dia, dan mampu menerima dia seutuhnya.

Anggaplah pria metroseksual sudah terbentuk sejak ia kecil, dan apalah artinya anda yang baru masuk ke dalam hidupnya selama beberapa tahun saja? Jika menjadi pria metroseksual membuat merasa dihargai dan diterima lingkungannya., mengapa anda harus merampas kehidupan yang sudah dibangunnya? Dan jika menjadi pria metroseksual membuatnya lebih nyaman, mengapa anda harus membuatnya jadi tidak nyaman.

Menerima siapa dan bagaimana dirinya adalah yang terpenting, Jika perlu, tunjukkan sikap toleransi terhadap dirinya. Cobalah sesekali berdua dengannya ke salon, atau lakukan kegiatan merawat tubuh bersama selama anda sukan dan tidak terpaksa. Atau sesekali mentraktir pasangan ke salon untuk menunjukkan anda menghargainya sebagai seorang yang penting dalam hidup anda, dan hal ini bisa menjadi perekat hubungan anda berdua.

Beruntungnya punya pasangan metroseksual
Punya pasangan pria metroseksual tidak selamanya negatif. Justru bisa mendatangkan keuntungan bagi pasangannya. Tak percaya, ini faktanya!
1. Enak dipandang dan ia tidak akan pernah berpenampilan jorok.
2. Lebih peka terhadap pasangannya.
3. Memiliki pengetahuan lebih soal tren dan wacana fashion.
4. Lebih banyak tahu soal tip perawatan tubuh dan kecantikan.
5. Bisa lebih diandalkan seleranya ketika menemani berbelanja.