tren memakai pemutih berbahaya di gigi

Tren menggunakan produk pemutih berbahaya di gigi. Tren aneh dan membahayakan tersebut kini dikecam oleh dokter gigi.

Dalam video tersebut diperlihatkan bagaimana remaja menggunakan produk bleaching atau pemutih yang dicelupkan dengan cotton bud dan digosokkan ke gigi. Produk pemutih yang digunakan berbahaya karena mengandung hidrogen peroksida.

LANBENA Teeth Whitening Essence Pemutih Gigi dan Karang Gigi ORI | Shopee  Indonesia

Kandungan hidrogen peroksida adalah bahan kimia yang umum terkandung di produk bleaching rambut dan pupuk. Adanya tren tersebut membuat dokter gigi resah karena sangat membahayakan

“Ini sangat mengkhawatirkan karena orang mau mempertaruhkan kesehatan mereka demi kosmetik seperti ini,” ujar Dr. Krystyna Wilczynski, ahli bedah gigi, seperti dikutip dari The Sun.

“Ini sangat tidak aman dan kami sebagai dokter gigi selama meyakinkan bahwa kami menyediakan perawatan yang aman, terdaftar dan terlisensi FDA untuk pasien,” tambah Dr. Krystyna.

Kandungan hidrogen peroksida berbahaya bagi kesehatan gigi. Jika digunakan secara tidak tepat dapat mengiritasi gusi, gigi menjadi lebih sensitif. Skenario terburuk adalah bisa kehilangan gigi.

“Karena hidrogen peroksida adalah bahan kimia juga sangat berbahaya jika tertelan terlalu banyak,” jelas Dr. Krystyna.

efek samping kawat gigi

Penggunaan kawat gigi (behel) awalnya ditujukan bagi mereka yang memiliki persoalan dalam struktur gigi. Dengan menggunakan kawat gigi diharapkan struktur gigi yang kurang rata bisa diperbaiki. Hal ini yang membuat si pemakai tampil malu-malu.

Namun, seiring berjalannya waktu, pemakaian kawat gigi justru menjadi trend fashion, terutama di kalangan artis dan orang-orang yang suka tampil beda. Ini ditandai dengan makin banyaknya orang yang memakai kawat gigi warna-warni meski mereka sudah memiliki struktur gigi yang cukup bagus.

Biaya pemasangan kawat gigi oleh dokter tidaklah murah. Untuk itu hanya mereka yang berduit dan benar-benar butuh pembenahan struktur gigi yang akan memakainya. Namun saat ini banyak tukang pasang kawat gigi bukan dari kalangan medis (dokter) yang menawarkan jasanya, meski tidak memiliki kompetensi di bidang tersebut. Kabar yang sebenarnya kurang bagus ini justru dimanfaatkan para penggila trend fashion untuk tampil beda dengan biaya relatif lebih murah. Tapi sebelum Anda ikutan trend penggunaan kawat gigi, sebaiknya Anda mengetahui beberapa efek sampingnya, agar tidak menyesal di kemudian hari.

Berdasar penelitian ada beberapa efek samping yang akan dihadapi para pemakai kawat gigi, diantaranya :

1. Karang Gigi
Karena area di bawah dan di sekitar kurung logam dan kawat yang sulit untuk dibersihkan, sisa-sisa makanan bisa terjebak di daerah-daerah yang sulit dijangkau sikat gigi, yang mengarah ke penumpukan plak.
Hal ini mengakibatkan orang dengan kawat gigi logam dapat berisiko tinggi mengalami kerusakan gigi dan penyakit gusi. Untuk menghindari masalah ini, Anda harus menggunakan sikat khusus untuk membersihkan gigi Anda.

2. Penyakit Menular Seksual
Kawat logam yang dipasang pada gigi Anda sering berbenturan dan dapat menyebabkan luka kecil pada bibir dan bagian dalam pipi Anda. Nah, saat Anda terlibat dalam aktivitas seksual seperti seks oral atau bahkan berciuman, luka kecil di dalam mulut Anda akan menyediakan jalan masuk untuk penyakit, termasuk hepatitis dan HIV, memasuki aliran darah Anda.

3. Alergi
Kawat gigi logam mengandung berbagai logam, termasuk nikel, tembaga dan kromium. Sekitar 30 persen pasien dari semua pasien ortodontik lainnya memiliki alergi terhadap logam ini yang dapat menyebabkan rasa sakit dan telinga tersumbat.
Selain itu, pasien yang tidak memiliki alergi sebelum mereka memakai kawat gigi berpotensi terkena alergi setelah mereka memakainya. Untungnya, alergi terhadap nikel, tembaga dan kadmium umumnya ringan dan mudah diobati dengan mengubah jenis logam yang digunakan pada kawat gigi.

Kini Anda sudah tahu plus minusnya pakai behel. Sebelum Anda memutuskan memakainya, konsultasikan terlebih dahulu ke dokter terpercaya. Jangan pasang pada orang yang tidak berkompeten di bidang tersebut.